Langsung ke konten utama

Andai WALED NU Menjawab Seperti Ini...!!! Masih Adakah Yang Salah Paham || Baca Jangan Sampai Gagal Paham

Andai WALED NU Menjawab Seperti Ini...!!! Masih Adakah Yang Salah Paham || Baca Jangan Sampai Gagal Paham


Andai Waled Nu Menjawab Ini...!!! Apakah Kita Masih Gagal Paham
Waled NU (tgk Nuruzahari Yahya)

Banyak dikalangan kita masyarakat aceh pada akhir-akhir ini berprasangka buruk kepada seorang ulama yaitu Waled Nuruzzahari atau yang lebih dikenal dengan nama Waled Nu. Pasalnya waled Nu berbeda pandangan politik dengan kita pada pemilihan presiden tahun ini (17-4-2019) Dan beberapa hari yang lalu Waled Nu memenuhi undangan paslon No urut 1 yaitu Jokowi-Ma'ruf amin dimana masyarakat aceh pada kebanyakan sudah sepakat untuk tidak memilih Jokowi-Ma'ruf amin. Karena ada pihak diantara kita yang beri'tikad/meyakini yang bahwa :

  • Memilih Jokowi-Ma'ruf amin berarti kita berlawanan dengan umat islam
  • Memilih Jokowi-Ma'ruf amin berarti kita tidak patuh kepada ulama
  • Memilih Jokowi-Ma'ruf amin berarti kita mendukung LGBT atau penista agama
  • Memilih Jokowi-Ma'ruf amin berarti kita dungu tidak sehat akal
  • Memilih Jokowi-Ma'ruf amin berarti kita zalim tidak patuh ulama bahkan masuk neraka
  • Memilih Jokowi-Ma'ruf amin berarti kita hina tak layak menjadi manusia
  • Memilih Jokowi-Ma'ruf amin berarti kita dibayar


Tapi coba bayangkan teman-teman seandainya Waled Nu Menjawab seperti ini


1. Apakah dengan mendukung Jokowi – Ma’ruf Amin berarti saya berlawanan dengan umat Islam?
Tentu tidak. Mungkin berlawanan dengan pendukung paslon lain saja. 

2.Apakah dengan mendukung Jokowi – Ma’ruf Amin berarti kita tidak patuh pada ulama?
Tentu tidak. Mungkin tidak patuh pada tokoh tertentu yang tidak suka kepadanya atau tidak mendukung Pak Jokowi saja. 


3.Apakah dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin berarti Anda mendukung LGBT atau Penistaan Agama?
Tentu tidak. Mungkin itu cara pihak tertentu saja yang membuat pilpres ini jadi seolah hitam-putih. Benar-salah. Surga-Neraka. 

4.Apakah dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin kita otomatis menjadi dungu dan tidak sehat akalnya?
Tentu tidak. Kalau ada yang bilang begitu, cukup tersenyum saja. Senyum kepada orang yang memakimu adalah tanda akal yang bijaksana. 

5.Apakah dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin berarti kita zalim, tidak beriman, tidak taat pada al-Quran atau sunnah, bahkan kafir dan terancam masuk neraka? 
Tentu tidak. Tenang saja, sejauh ini masih tugas malaikat menentukan dan mencatat mana yang baik dan mana yang buruk, kan? Selama masih dihakimi manusia, senyumin aja, doakan semoga yang bilang demikian mendapatkan limpahan rahmat dan keberkahan. Itu cukup. 

6.Apakah dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin kita otomatis hina dan tak layak menjadi manusia? 
Tentu tidak. Tapi tak apa, kita belajar saja bagaimana menjadi manusia yang baik dan ummat yang baik. Apa kata orang, tak berpengaruh pada kualitas diri kita yang sebenarnya. 

7.Apakah dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin berarti kita dibayar, pasukan nasi bungkus, penghamba kuasa, penjilat, dan segala yang buruk lainnya? 
Tentu tidak. Cukup Allah yang memberi rezeki, selama kita tidak meminta apapun dari mereka yang mencaci, kita tak rugi apapun juga. 

8.Apakah dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin kita menjadi takut dan surut?
Kawan, tegakkan badanmu, angkat dagumu, berdirilah. Katakan apa yang kau yakini. Ungkapkan apa yang menjadi pilihan hati. Tak usah ragu. Tak usah takut. Tak usah ciut. Kau tak salah apapun juga. Kau berhak dan berdaulat atas pilihanmu sendiri. 


Pesan TU SOP Dalam Berpolitik

Didalam Filmnya yang berjudul Suluh Aljawi Episode 1-Jati Diri Tusop memberi nasehat bagai mana cara berpolitik islami, berikut kutipan kata kata beliau

Jangan jadikan politik ini ajang perpecahan antara kia ajang permusuhan antara sesama, tapi jadikanlah politik ini sebagai ajang silaturrahmi dan jadikan politik sebagai instrumen untuk berbuat kebaikan,

Jangan sampai anak bangsa kita hancur-hancuran, musuh musuhan karna latar belakang politik yang sebenarnya politik itu untuk memperkuat masa depan bangsa untuk memperbaiki nasip bangsa,
jangan sampai dengan politik itu sendiri hancur kesatuan antara anak bangsa.

Substansi politik itu apa...?
dia akan melahirkan wakil wakil rakyat, akan melahirkan pemimpin pemimpin rakyat untuk mengurus negri ini,
Dalam hal ini bukan kontes kecantikan bukan kontes ketampanan tapi kontes orang yang punya kapasitas mengurus bangsa demi masa depan bangsa yang lebih baik.
kita ini kan orang beragama dan indonesia komit negara beragama kita muslim kita ada hak dan kewajiban. boleh kita mengatakan semua anak bangsa berhak berpolitik, tetapi kita jangan meninggalkan agama kita, kita punya kewajiban yaitu amal ma'ruf nahi mungkar. Jadi bagai mana didalam interaksi politik kita memperkuat kebaikan  kebaikan dan menghasilkan kekuatan politik itu kekuatan perbaikan untuk masa depan bangsa. 

jangan sampai dengan politik kita ribut ribut,,, dari teman jadi musuh 
padahal rencana kita untuk membangun bangsa mengapa kita duluan hancur antar sesama

jangan sampai dengan kita berpolitik kita menjadi penghuni neraka
tetapi kita berpolitik hasanah fiddunya hasanah fil akhirah kita bahagia di dunia bahagia di akhirat, persoalan duniamu itu jangan jadi malapetaka bagi akhiratmu putus silaturrahmi ini dosa besar.

Maka kalau bahas politik bahaslah yang lebih cerdas, jadikanlah disetiap interaksi politik antar kita bagai mana memperkuat kebaikan kebaikan yang di perintah oleh allah,
dan juga untuk ke maslihatan umat dan anak cucu kita
Dan ini pesan agama kita,

Berbicara politik harus sesuai dengan kapasitas politik itu sendiri dan arus untuk memperbaiki masa depan bangsa,,
itu yang perlu diingat.


Pesan Waled NU

"Jika ingin maju, jangan menyalahkan orang lain. Jika ingin terkenal, jangan pernah merendahkan orang lain! Saling salah menyalahkan menjadi penyakit kronis yang mematikan hati umat Islam, membuat umat mulia ini semakin terbelakang baik dalam ekonomi, politik, dan persatuan."

Setiap berdiri di atas mimbar, tatkala berbicara di depan muridnya, beliau selalu menegaskan jangan mudah menyalahkan orang lain, jangan budayakan meremehkan orang lain. Itu pesan beliau kepada kita, dan juga kepada umat Islam semuanya, terutama masyarakat Aceh.

Bahan Renungan

Kepada agama kita taat, kepada ulama kita hormat. Teruslah berbuat baik. Karena sekeras-kerasnya perjuangan adalah tak lelah mengerjakan kebajikan. Dan sehormat-hormatnya perlawanan adalah memeluk mereka yang membencimu dengan rasa sayang dan iklas menasehatinya


”Ketahuilah wahai saudaraku, SESUNGGUHNYA DAGING PARA ULAMA ITU BERACUN. Permusuhan Allah terhadap orang yang melecehkan kehormatan para ulama juga sudah maklum. Dan, barangsiapa yang menyibukkan lisannya untuk menjelek-jelekkan para ulama, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya sebelum kematiannya dengan kematian hati”.
(Al-Imam Abul Qasim Ali Ibnu Asakir )

Tawadhuk merupakan sebuah sifat yang tidak bisa dibuat-buat. Akan tetapi terbentuk dengan sendirinya dalam jiwa seseorang ketika syarat-syarat tawadhuk sudah dimiliki seseorang. Tawaduk adalah sebuah sifat yang mesti dimiliki oleh orang berilmu. 


Mohon Dibagikan Kepada Teman Yang Lain
Demi Menciptakan Pemilu Damai Dan Islami

Terimonggeunaseh

Komentar