Langsung ke konten utama

Pengkhadam Alm ABUYA Prof.Dr.Muhibbudin Waly || Menceritakan Banyak Karamah Abuya


Beliau merupakan salah seorang peng khadam abuay
Imam Shalihin dan Abuya muhibbudin Waly

Tgk.Imam Shalihin merupakanmsalah seorang khadam alm. Abuya Prof.Dr.Muhibbuddin Waly

Menurut Tgk.Imam selama menjadi khadam Abuya, banyak keistimewaan2, karomah dan kata, sikap abuya yg bisa diambil pelajaran.

Tgk.Imam bercerita:

- Pada saat semua orang yg berjumpa dengan abuya, mereka ingin berfoto dengan abuya, dan abuya pun mengizinkan siapapun yang ingin berfoto dengannya. Saya sendiri ingin sekali berfoto dengan abuya, tapi saya merasa segan dengan abuya takut menjadi ria nantinya dan merasa agak kurang sopan. Tapi alhamdulillah setelah sekian lama saya menginginkan hal seperti itu, ternyata abuya sendiri yang mengajak saya langsung untuk berfoto berdua, disitu saya merasa abuya tau apa yang saya sangat inginkan dalam hati.

-Karamah abuya yang lain, dahulu pada saat saya masih merokok, saya sangat susah untuk berhenti merokok, sampai tidak bisa tidur kalau belum merokok. Bahkan waktu mengaji di Dayah Lhoknibong, saya sampai dibotak gara2 merokok, tapi itu tidak juga membuat saya berhenti merokok. Lalu ketika saya bersama abuya dan pada saat itu saya ketahuan merokok oleh abuya, padahal saya sudah berusaha sembunyi2 untuk merokok, agar tidak merokok di depan abuya, kemudian abuya berkata kepada saya:

"Imam kamu jangan merokok ya"

spontan saya terkejut, dalam hati saya mengatakan:

"kok abuya tahu ya saya merokok"

Dan seketika itu juga abuya tertawa "hehehehe" seolah-olah abuya tahu juga apa yang saya katakan dalam hati, dan abuya berkata:

"tadi abuya lihat kamu merokok didepan, kalo mau umur panjang jangan merokok ya".

Dan saya jawab "baik abuya".

Setelah tiga hari kemudian entah kenapa saya rasanya mau muntah ketika merokok hingga saat ini.. Oleh sebab itu, saya tidak pernah merokok lagi sampai saat ini.

- Abuya selalu bersama kitab, di rumah, saat perjalanan dalam mobil, di manapun abuya bersama kitab. Suatu hari abuya pernah berkata kepada saya:

"imam adakah kamu melihat abuya dimanapun tidak pernah bersama kitab ??",

saya jawab: "Tidak abuya, yang selalu saya lihat abuya selalu bersama kitab".

Kemudian abuya berkata:

"kitab adalah istri pertama saya,kalau umi istri kedua, hehehe (abuya tertawa kecil)".

-Abuya juga pernah berkata kepada saya:

"sebaik-baik orang itu yang tidak pernah menyusahkan orang lain"

maka dari itu saya selaku khadam abuya yang terakhir, Demi Allah, saya selalu mendengar dan menyaksikan kalau abuya menyuruh apapun selalu tidak pernah lepas dengan kata2 "tolong" dan setelah itu pula selalu dengan kata2 "terimakasih".

Contohnya abuya berkata:

"imam.. tolong ambilkan kitab itu sebentar"

saya jawab "baik abuya", dan setelah saya memberikan kitab itu kepada abuya, abuya berkata:

"terima kasih ya (sambil tersenyum)".

sehingga saya merasa sebagai orang yg dimintai tolong oleh abuya merasa senang sekali dan berharap selalu di suruh lagi oleh abuya.


- Sering terjadi beberapa kali, ketika abuya sedang duduk santai sambil membaca kitab pada waktu siang hari, abuya memanggil saya menyuruh membukakan pintu, Abuya berkata :

"Imam, tolong buka pintu, ada siapa diluar, sepertinya tadi ada yg mengucapkan salam"

lalu saya bergegaslah membuka pintu dan melihat tidak ada siapa-siapa. Lalu saya bilang kepada abuya:

"Tidak ada siapa-siapa abuya"

dan abuya menjawab "oo", setelah itu abuya terdiam dan tidak lama kemudian abuya pun masuk kedalam kamarnya. Kejadian ini bukan sekali dua kali, tapi sering terjadi.

-Kebiasaan abuya pada waktu malam hari setelah ba'da isya selalu membaca kitab hingga sampai kira2 jam 11/ 12 malam. Setelah itu baru abuya masuk kamar untuk istirahat. Dan pada saat itulah kesempatan saya juga untuk bisa beristirahat. Namun tidak lama lebih kurang satu jam setelah itu, abuya bangun kembali dan memanggil saya untuk mengambil kitab. Hingga pernah pada satu malam ketika itu saya sedang lelah sekali dan baru memejamkan mata, seperti biasa abuya bangun tengah malam dan memanggil saya untuk mengambilkan selembar kertas, dengan mata mengantuk saya pun mengambilkan kertas tersebut, lalu abuya menyuruh lagi untuk mengambilkan satu lagi, lalu satu lagi begitu terus berulang-ulang bolak balik hingga enam kali, dalam hati saya berkata:

"hemm.. kenapa gak sekalian saja dari tadi abuya suruh ambil semua kertas"

Tiba2 dengan seketika abuya tertawa dan berkata:

"hehehe, kamu capek ya"

saya jawab " tidak abuya", dalam hati saya kok seolah-olah abuya tau apa yang saya katakan dalam hati, dan akhirnya saya pun jadi tidak mengantuk lagi.

Sekitar jam 2 atau jam 3 malam, abuya masuk kamar istirahat lagi dan bangun menjelang azan subuh.

- Abuya walaupun sakit parah, beliau tetap berusaha untuk melaksanakan sholat. Sepulangnya abuya dari malaysia, abuya terlihat sangat lemah dan berbicara pun sangat tidak jelas seperti orang terkena struk, sehingga saya merasa sangat sedih dan takut kalo abuya tidak teringat kepada saya lagi. Alhamdulillah ketika itu saya dipanggil oleh salah satu santri di rumah abuya dan berkata: "tgk imam di panggil abuya", dan seketika itu hati saya langsung berbunga2 karena ternyata abuya masih ingat kepada saya.

Ketika saya sudah sampai dihadapan abuya, saya tidak mengerti apa yang abuya katakan karena tidak jelas bicaranya. Kemudian umi mengatakan:"abuya mau sholat dzuhur tolong di sandarkan badannya", lalu saya pun menyandarkan badan abuya dengan badan saya sebagai tempat sandarannya, lalu sholatlah abuya hingga selesai, dan keadaan abuya saat itu semakin lemah hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit fakinah pada sore hari, sehingga berdatanganlah abu2 dan tgk2 untuk menjenguk abuya.

Menjelang magrib saya pun pulang kerumah abuya untuk mengajar anak2 santri yg mengaji dirumah abuya sampai lebih kurang jam 9 sayapun datang lagi ke rumah sakit dan kondisi abuya semakin memburuk, saya melihat ketika itu abuya terbaring dengan mata terpejam dan sambil bernafas sangat kuat.

Lalu saya mendengar dari orang2 yg menemani abuya di rumah sakit:

"Abuya menyuruh umi untuk menggelar tikar karena nanti akan datang orang ramai untuk membaca shamadiah (abuya tahu kalau malam itu abuya akan meninggal dunia). Abuya juga tetap berwudhu ke kamar kecil dan melakukan sholat sambil berbaring. Abuya berkata sambil berbaring: "siapa itu memakai sorban putih berjanggut hitam gagah sekali (sambil mata abuya melihat ke atas)".

Pada malam itu juga abuya meninggal dunia, dan saya menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri saat abuya sedang sakarotul maut, abuya mengucapkan kalimat tauhid laa ilaaha illallah secara sir (pelan).

Masih banyak kisah Abuya yang tidak sempat untuk ditulis disini. Mungkin di lain waktu akan ditulis kisah Abuya, baik kisah Abuya saat bersama keluarganya, khadam2nya, dan murid-muridnya.

Komentar